TUGAS
MATA KULIAH PGRI DAN KEPEMIMPINAN
MENJADI
PIMPINAN YANG BERHASIL
DIDUKUNG
DENGAN PENDIDIKAN FORMAL DAN INFORMAL YANG BERKARAKTER
Disusun
oleh :
ILMA
THALIA / 1114101137
STIKOM
PGRI BANYUWANGI
JL.
A YANI NO. 80 TUKANGKAYU, BANYUWANGI
BANYUWANGI
2017
ABSTRAK
Pendidikan
formal dan informal dapat memberikan motivasi positif bagi calon pemimpin.
Sebagai calon pemimpin, pendidian formal dan nonformal berperan aktif dalam
perkembangannya. Calon pemimpin harus memiliki jenjang pendidikan formal yang
tinggi. Selain pendidikan formal dengan jenjang yang tinggi, pendidikan
informal juga diperlukan. Missal, calon pemimpin yang memiliki keahlian
tertentu akan memiliki nilai plus jika dibandingkan dengan calon pemimpin yang
tidak memiliki keahlian apapun.
Karakter adalah kunci utama
menjadi seorang pemimpin sukses. Seorang pemimpin harus dapat menjadi teladan
bagi orang lain, terutama anggota timnya. Karakterlah yang akan menentukan
sukses atau tidaknya calon pimpinan dalam berbagai aspek hidup. Kesuksesan atau
kegagalan calon pimpinan akan terlihat melalui pekerjaan tim serta sejauh apa
perusahaan berkembang.
Kata kunci : pendidikan
formal, pendidikan informal, pemimpin
ABSTRACT
Formal and
informal education can provide positive motivation for aspiring leaders. As
future leaders, formal and non-formal pendidian play an active role in its
development. Prospective leaders should have high levels of formal education.
In addition to formal education at a high level, informal education is also needed.
Missal, future leaders who have a certain expertise will have a plus when
compared with the future leaders who do not have any expertise.
Character is
the key to being a successful leader. A leader should be an example for others,
especially the members of his team. Karakterlah that will determine the success
or failure of the leadership candidates in various aspects of life. The success
or failure of the leadership candidates will be seen through the work of the
team as well as to what extent growing companies.
Keyword : formal education, informal education, leaders
BAB
I PENDAHULUAN
1.1
LATAR
BELAKANG
Pendidikan
adalah hal wajib yang harus dimiliki tiap individu. Pendidikan di Indonesia
diatur oleh UUD pasal 31 ayat 1-5. Pendidikan juga diwajibkan pada agama Islam,
dimana telah tertera pada salah satu hadits yang berbunyi “ Tuntutlah ilmu
sampai ke negri Cina”. Pendidikan di Indonesia ada 2 macam yaitu pendidikan
formal dan pendidian informal.
Yang
pertama yaitu pendidikan yang diperoleh
dari lingkungan formal, dalam hal ini sekolah atau lembaga formal lainnya yang
berkompeten dalam bidang pendidikan. Dalam lingkungan formal ini setiap
individu akan mendapatkan pendidikan yang lebih luas mengenai pedoman dan etika
moral kemanusiaan untuk bekalnya dalam menghadapi pergaulan di
masyarakat.Lingkungan kedua yang menjadi penentu sukses tidaknya pendidikan individu
adalah lingkungan masyarakat (informal), lingkungan ini menuntut pengaplikasian
pendidikan yang telah didapat oleh seorang individu baik dari lingkungan
keluarga maupun dari lingkungan formal.
Pendidikan
formal dan informaldapat memberikan motivasi positif bagi calon pemimpin.
Sebagai calon pemimpin, pendidian formal dan nonformal berperan aktif dalam
perkembangannya. Calon pemimpin harus memiliki jenjang pendidikan formal yang
tinggi. Selain pendidikan formal dengan jenjang yang tinggi, pendidikan informal
juga diperlukan. Missal, calon pemimpin yang memiliki keahlian tertentu akan
memiliki nilai plus jika dibandingkan dengan calon pemimpin yang tidak memiliki
keahlian apapun.
1.2
RUMUSAN
MASALAH
1.
Bagaimana sajakah pengertian pendidikan karakter
menurut para ahli?
2.
Apakah pengertian pendidikan berkarakter?
3.
Apakah tujuan pendidikan berkarakter?
4.
Bagaimanakah
pengaruh lingkungan formal dan informal terhadap jiwa seorang pemimpin?
5.
Bagaimanakah
karakter pimpinan yang berhasil?
1.3
TUJUAN
1.
Menggali
informasi mengenai pengaruh lingkungan pendidikan formal dan informal terhadap
karakter pimpinan yang berhasil.
2.
Melengkapi
salah satu tugas mata kuliah.
3.
Mengenalkan
arti, bentuk dan fungsi karakter pimpinan yang berhasil.
4.
Mencari
sumber informasi untuk dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
1.4
MANFAAT
Sebagai sumbangsih pengetahuan untuk masyarakat mengenai
“Menjadi Pimpinan yang Berhasil Didukung dengan Pendidikan Formal dan Informal
yang Berkarakter ”.
BAB II PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN
PENDIDIKAN KARAKTER MENURUT PARA AHLI
1.
Wikipedia
Pendidikan karakter ialah suatu bentuk kegiatan
manusia yang di dalamnya terdapat suatu tindakan yang mendidik
diperuntukkan bagi generasi selanjutnya.
2.
T. Ramli (2003)
Menurutnya pendidikan karakter
memiliki esensi dan makna yang sama dengan pendidikan moral dan pendidikan
akhlak. Tujuannya adalah untuk membentuk membentuk pribadi anak supaya menjadi
manusia yang baik, warga masyarakat dan warga negara yang baik.
3.
Suyanto (2009)
Mengemukakan pendidikan karakter
sebagai cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu
untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa,
maupun negara.
4.
Elkind (2004)
Pendidikan karakter ialah segala
sesuatu yang dilakukan guru, yang mampu mempengaruhi karakter peserta didik.
Guru membantu membentuk watak peserta didik. Hal ini mencakup keteladanan
bagaimana perilaku guru, cara guru berbicara atau menyampaikan materi,
bagaimana guru bertoleransi, dan berbagai hal terkait lainnya.
5.
John W. Santrock
Pendidikan karakter
merupakan pendekatan langsung untuk pendidikan moral dengan memberi
pelajaran kepada peserta didik tentang pengetahuan moral dasar untuk
mencegah mereka melakukan perilaku tidak bermoral atau membahayakan bagi diri
sendiri maupun orang lain.
6.
Thomas Lickona
Menyatakan bahwa pendidikan karakter
merupakan suatu usaha yang dilakukan dengan sengaja untuk membantu
seseorang sehingga ia dapat memahami, memperhatikan dan melakukan nilai-nilai
etika yang pokok.
2.2 PENGERTIAN
PENDIDIKAN BERKARAKTER
Pendidikan karakter adalah suatu system
penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen
pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan
nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesame,
lingkungan, maupun kebangsaan. Dalam pendidikan karakter di sekolah, semua
komponen harus dilibatkan, termasuk komponen-komponen pendidikan itu sendiri,
yaitu kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian, kualitas hubungan,
penanganan atau pengelolaan mata pelajaran, pengelolaan sekoah, pelaksanaan
aktivitas atau kegiatan ekstrakulikuler, pemberdayaan sarana prasarana,
pembiayaan, dan etos kerja seluruh warga dan lingkungan sekolah.
Menurut UU No. 20 Tahun 203 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional pada Pasal 13 ayat 1 menyebutkan bahwa jalur pendidikan
terdiri atas pendidikan formal, nonformal dan informal yang dapat saling
melengkapi dan memperkaya. Pendidikan formal adalah jalur pendidian keluarga
dan lingkungan. Pendidikan informal sesungguhnya memiliki peran dan kontribusi
yang sangat besar dalam keberhasilan pendidikan.peserta didik engikuti
pendidikan di sekolah hanya sekitar 7 jam per hari, atau kurang dari 30%.
Selebihnya (70%), peserta didik berada dalam keluarga dan lingkungan
sekitarnya. Jika dilihat dari aspek kuantitas waktu, pendidikan di sekolah
berkontribusi hanya sebesar 30% terhadap hasil pendidikan peserta didik.
Selama ini, pendidikan informal kurang
mendukung pembentukan karakter peserta didik. Kesibukan dan aktivitas kerja
orang tua yang relative tinggi dan pengaruh media elektronik ditengarai member
pengaruh negative terhadap pengembangan
hasil belajar peserta didik. Salah satu alternative untuk mengatasi
permasalahan tersebut adalah melalui pendidikan karakter terpadu, yaitu memadukan
dan mengoptimalkan kegiatan pendidikan informal lingkungan keluarga dengan
pendidikan formal di sekolah.
2.3 TUJUAN
PENDIDIKAN KARAKTER
Pendidikan karakter bertujan untuk meningkatkan
mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan yang mengarah ada pencapaian
pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan
seimbang, sesuai standar kompetensi kelulusan. Melalui pendidikan karakter
diharapkan peserta didik mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan
pengetahuannya, mengkaji dan menginternalisasi serta mempersonalisasi
nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku
sehari-hari.
Pendidikan karakter pada institusi mengarah
pada pembentukan budaya sekolah, yaitu nilai-nilai yang melandasi perilaku, tradisi,
kebiasaan keseharian, dan simbol-simbol yang dipraktikkan oleh semua warga
sekolah, dan masyarakat sekitar sekolah. Budaya sekolah merupakan cirri khas,
karakter, dan citra sekolah tersebut di masyarakat luas.
Sasaran pendidikan karakter adalah seluruh
Sekolah di Indonesia, baik negeri maupun swasta. Semua warga sekolah, meliputi
peserta didik, guru, karyawan administrasi, dan pimpinan sekolah menjadi
sasaran program ini. Sekolah-sekolah yang selama ini telah berhasil
melaksanakan pendidikan karakter dengan baik dijadikan sebagai praktik terbaik,
yang menjadi contoh untuk disebarluaskan ke sekolah-sekolah lainnya.
2.4 PENGARUH LINGKUNGAN FORMAL DAN INFORMAL
TERHADAP JIWA SEORANG PEMIMPIN
Menurut Sarwono (2005), kepemimpinan adalah suatu proses perilaku
atau hubungan yang menyebabkan suatu kelompok dapat bertindak secara
bersama-sama atau secara bekerjasama dengan aturan atau sesuai dengan tujuan
bersama. Sebaliknya yang dinamakan pemimpin adalah orang yang melaksanakan
proses, perilaku atau hubungan tersebut.
Menurut Mardikanto (1991 : 205), pemimpin formal adalah pemimpin yang
di samping memperoleh pengakuan berdasarkan kedudukannya, juga memang memiliki
kemampuan pribadi untuk memimpin (kepemimpinan) yang andal.
Menurut Walgito (2003 : 93) menyatakan bahwa, pemimpin informal
adalah pemimpin yang mempunyai batas-batas tertentu dalam kepemimpinanya.
Pemimpin informal adalah orang yang memimpin kelompok informal yang statusnya
tidak resmi, pada umumnya tidak didukung oleh peraturan-pertaturan yang
tertulis seperti pada kelompok formal.
Seorang pemimpin harus mempunyai keterampilan,
baik keterampilan manajemen (managerial skill) maupun keterampilan tekhnis
(technical skill). Semakin rendah kedudukan seorang tekhnis pemimpin dalam
organisasi maka keterampilan lebih menonjol dibandingkan dengan keterampilan
manajemen. Hal ini disebabkan karena aktivitas yang bersifat operasional.
Bertambah tinggi kedudukan seorang pemimpin dalam organisasi maka semakin
menonjol keterampilan manajemen dan aktivitas yang dijalankan adalah aktivitas
bersifat konsepsional.
Dengan perkataan lain semakin tinggi kedudukan
seorang pamimpin dalam organisasi maka semakin dituntut dari padanya kemampuan
berfikir secara konsepsional strategis dan makro.Di samping
itu perlu dikemukakan bahwa semakin tinggi kedudukan seseorang dalam organisasi
maka ia semakin genoralist, sedang semakin rendah kedudukan seseorang dalam
organisasi maka ia menjadi spesialist.
Dalam setiap organisasi selalu terdapat
hubungan formal dan hubungan informal. Hubungan formal melahirkan organisasi
formal dan hubungan informal melahirkan organisasi informal. Kepemimpinan
formal adalah kepemimpinan yang resmi yang ada pada dalam jabatan kepemimpinan.
Pola kepemimpinan tersebut terlihat pada berbagai ketentuan yang mengatur
hirarki dalam suatu organisasi. Kepemimpinan formal tidak secara otomatis
merupakan jaminan akan diterima menjadi kepemimpinan yang “sebenarnya” oleh
bawahan.
Penerimaan atas pimpinan formal masih harus
diuji dalam praktek yang hasilnya akan terlihat dalam kehidupan organisasi
apakah kepemimpinan formal tersebut sekaligus menjadi kepemimpinan
nyata.Kepemimpinan formal sering juga disebut dengan istilah headship.
Kepemimpinan formal tidak didasarkan pada pengangkatan. Jenis kepemimpinan ini tidak
terlihat pada struktur organisasi. Efektivitas kepemimpinan informal terlihat
pada pengakuan nyata dan penerimaan dalam praktek atas kepemimpinan seseorang.
Biasanya kepemimpinan informal didasarkan pada
beberapa kriteria diantaranya:
1.
Kemampuan
“memikat” hati orang lain.
2.
Kemampuan
dalam membina hubungan yang serasi dengan orang lain
3.
Penguasaan
atas makna tujuan organisasi yang hendak dicapai.
4.
Penguasaan
tentang implikasi-implikasi pencapaian dalam kegiatan-kegiatan operasional.
5.
Pemilihan
atas keahlian tertentu yang tidak dimiliki oleh orang lain.
6.
Telah dikemukakan bahwa tidak ada pemimpin
tanpa adanya pihak yang dipimpin. Pemimpin timbul sebagai hasil dari
persetujuan anggota organisasi yang secara sukarela menjadi pengikut. Pemimpin
sejati mencapai status mereka karena pengakuan sukarela dari pihak yang
dipimpin. Seorang pemimpin harus mencapai serta mampertahankan kepercayaan
orang lain. Dengan sebuah surat keputusan, maka seseorang dapat diberikan
kekuasaan besar tetapi hal tersebut tidak secara otomatis membuatnya menjadi
seorang pemimpin dalam arti yang sebenarnya.
Kepemimpinan bersifat kreatif, adaptif, dan
berhubungan dengan ketangkasan. Kepemimpinan melihat jauh ke depan dan dari
luar organisasi, bukan hanya di permukaan dan di dalam organisasi. Secara
singkat, ada lima peranan penting seorang pemimpin dalam organisasi, yakni:
1.
Menciptakan
Visi
Seorang pemimpin bertugas membuat visi bagi organisasinya.
Visi adalah pernyataan tentang cita-cita organisasi—apa yang ingin dicapai dan
akan menjadi seperti apa sebuah organisasi. Visi harus bisa menyatukan
kepentingan yang berbeda-beda, sehingga dapat memudahkan proses pengambilan
keputusan dalam organisasi. Visi akan membantu pemimpin dan timnya dalam
menghadapi tantangan perusahaan.
2.
Membangun
Tim
Seorang pemimpin harus dapat memilih orang-orang yang tepat
untuk mengisi posisi yang tepat. Agar tidak sampai salah memilih anggota tim,
tidak ada salahnya jika pemimpin meluangkan waktu untuk mewawancarai calon
karyawan yang akan direkrutnya.
3.
Mengalokasikan
Tugas
Pemimpin yang baik mengenal anak buahnya dengan baik. Dia
dapat menganalisa anggota timnya dan menempatkan orang yang mumpuni pada posisi
yang tepat sesuai dengan kompetensinya. Pemimpin yang baik akan mengalokasikan
tugas bagi anggota timnya sesuai dengan keahlian dan passion mereka masing-masing.
4.
Mengembangkan
Orang Lain
Jaman telah berubah. Dulu, banyak orang yang setia bekerja di
satu tempat untuk waktu yang lama. Tetapi sekarang, banyak orang tidak ragu
untuk berpindah-pindah tempat kerja karena merasa tidak bisa berkembang di
suatu tempat. Mereka ingin belajar dan menjadi lebih pintar. Seorang pemimpin
harus memahami hal tersebut. Ia harus bisa membaca potensi orang-orang yang
dipimpinnya, serta mengembangkan kemampuan dan value mereka.
5.
Memotivasi
Anak Buah
Tim yang bersemangat adalah kekuatan bagi organisasi yang
sehat. Untuk menjaga semangat tim, pemimpin harus dapat menginspirasi dan
memotivasi anak buahnya. Tim yang bahagia dan bersemangat pasti mau bekerja
keras dan berusaha maksimal demi mencapai target dan kesuksesan organisasi.
2.5 KARAKTER PIMPINAN YANG BERHASIL
Karakter adalah kunci utama menjadi seorang pemimpin
sukses. Seorang pemimpin harus dapat menjadi teladan bagi orang lain, terutama
anggota timnya. Karakterlah yang akan menentukan sukses atau tidaknya calon
pimpinan dalam berbagai aspek hidup. Kesuksesan atau kegagalan calon pimpinan
akan terlihat melalui pekerjaan tim serta sejauh apa perusahaan berkembang.
Terdapat 12 karakter utama yang harus dimiliki seorang
pemimpin. Karakter-karakter tersebut adalah :
1.
Berpendirian
Teguh
Sebagai pemimpin Anda harus memiliki pendirian. Jangan
mudah terpengaruh oleh orang lain atau keuntungan di depan mata. Seorang
pemimpin yang berpendirian teguh akan berjalan sesuai visi tanpa melihat ke
kanan atau ke kiri. Anda dapat menghadapi apa pun saat sudah tahu jelas visi dan
tujuan Anda.
2.
Jujur
Kejujuran Anda hal yang sangat penting dalam
kepemimpinan. Seorang pemimpin yang baik akan selalu jujur pada anggota tim
atau kliennya atas setiap risiko atau keuntungan yang ada. Anda harus
mementingkan kepentingan tim dan klien Anda daripada diri Anda sendiri.
Berusaha untuk terbuka dalam setiap situasi dan kondisi justru akan mempererat
relasi Anda.
3.
Proaktif
Pemimpin yang proafktif adalah pemimpin yang berinisiatif
tinggi dan bertanggung jawab. Anda sangat mandiri dan selalu berpikir tiga
langkah ke depan. Anda akan bekerja keras untuk menguasai bidang Anda dengan
tujuan untuk menghindari konflik. Pemimpin proaktif tidak akan mengeluh atas
setiap tugas yang diberikan. Bahkan, Anda akan mengerjakan tugas tersebut
dengan sebaik-baiknya dan membuahkan hasil yang melebihi ekspektasi.
4.
Fleksibel
Sebagai seorang pemimpin, Anda dituntut untuk menjadi
kuat sekaligus fleksibel. Pemimpin yang fleksibel adalah pemimpin yang mampu
beradaptasi dengan situasi dan kondisi apapun. Bagaimana Anda menangani situasi
yang tak terduga atau tidak nyaman akan menentukan tingkat fleksibiltas Anda.
Seorang pemimpin fleksibel akan semakin kuat dan cepat menyesuaikan diri dengan
keadaan. Justru semakin sering terjadi perubahan, kreativitas mereka semakin
diasah.
5.
Komunikatif
Seorang pemimpin harus mampu menjaga komunikasi dengan
para pegawai atau anggota tim serta kliennya. Anda akan lebih banyak mendengar
daripada berbicara dan memperlakukan orang lain dengan hormat. Pemimpin yang
komunikatif akan mengerti kebutuhan serta kesusahan orang lain. Pemimpin yang
baik akan lebih banyak bertanya, mempertimbangkan berbagai pilihan, serta
memimpin ke arah yang benar.
6.
Berpikiran
Terbuka
Pemimpin yang berpikiran terbuka akan mempertimbangkan
semua pilihan sebelum mengambil keputusan. Anda tidak akan tersinggung akan
perkataan orang lain dan justru menerima setiap opini yang muncul demi
kenyamanan bersama
.
7.
Cerdas
Pengetahuan adalah kekuatan Anda! Seorang pemimpin harus
memiliki berpengetahuan luas. Anda harus menjadi akses atas kepada setiap
informasi yang berhubungan dengan bidang Anda termasuk setiap peraturan dan
kondisi perusahaan.
8.
Percaya
Diri
Seorang pemimpin harus percaya diri! Anda harus yakin
atas setiap keputusan yang Anda ambil. Karena itu, Anda harus berani untuk
mengambil setiap risiko yang ada. Namun, percaya diri harus disertai dengan
kerendahan hati. Jangan terlalu antusias sehingga Anda tidak mempertimbangkan
segala hal.
9.
Antusias
Seorang pemimpin harus memiliki tingkat semangat dan
antusiasme yang tinggi dalam pekerjaannya. Jika tidak, bagaimana Anda dapat
memotivasi tim Anda untuk mencapai visi atau membuat klien Anda bekerjasama?
10.
Teratur
Terlalu sering berubah bukanlah hal yang baik. Jadilah
pemimpin yang teratur, baik dalam hal emosional, intelektual, maupun
struktural. Anda harus menjaga stabilitas emosi, pemikiran Anda, maupun
struktur perusahaan. Tidak hanya keteraturan diri sendiri, Anda juga harus
menjaga keteraturan tim Anda. Keteraturan seorang pemimpin dapat terlihat dari
hal-hal kecil seperti kondisi rumah, ruang kantor, hingga cara kerja tim.
11.
Evaluatif
Pemimpin yang evaluatif akan selalu me-review program dan mengevaluasi setiap
rencana yang telah dijalankan. Anda tidak akan takut melakukan perubahan jika
ada rencana atau program yang berjalan tidak sesuai tujuan atau gagal mencapai
target. Semakin sering Anda melakukan evaluasi, Anda akan semakin teliti dan
terpercaya.
12.
Penuh
Penghargaan
Seorang pemimpin akan menghargai kerja keras pegawai atau
anggota timnya. Anda akan memberikan reward sebagai hasil kerja keras mereka
sekaligus memotivasi mereka untuk mencapai level yang lebih profesional.
Seorang pemimpin yang bijak akan mempertimbangkan setiap reward yang diberikan
sesuai dengan kebutuhan pegawainya atau anggota timnya sehingga reward yang diberikan tidak akan sia-sia.
BAB
III KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 KESIMPULAN
Menjadi pimpinan yang berhasil didukung dnegan pendidikan
formal dan informal yang berkarakter adalah suatu hal yang mudah. Dengan
imbangnya metode pembelajaran formal dan informal menjadi kontribusi besar
untuk terciptanya pimpinan yang berhasil. Pimpinan yang seimbang antar
pendidikan formal dan informal akan menjadi pimpinan yang berhasil dan berguna
bagi diri sendiri dan orang lain. Pimpinan yang memiliki prestasi dalam
pendidikan formal dan memiliki keahlian kusus dalam pendidikan informalnya
adalah tipe ideal bagi seorang calon pimpinan di masa depan. Karakter pimpinan
yang berhasil antara lain : berpendirian teguh, jujur, proaktif, fleksibel,
komunikatif, berpikiran terbuka, cerdas, percaya diri, antusias, teratur,
evaluative dan penuh penghargaan.
3.2 SARAN
3.2.1 Bagi Mahasiswa
Diharapkan mahasiswa
mampu menjadi pimpinan yang ideal secara formal dan informal, karena pola piker
mahasiswa lebih luas dan tinggi jika dibandingkan dengan siswa.
3.2.1 Bagi Dosen
Penampung
Diharapkan adanya uji
praktikum mengenai kepemimpinan agar mahasiswa lebih bisa memvisualisasikan
bagaimanakah kepemimpinan itu sebenarnya.
3.2.2 Bagi Masyarakat
Diharapkan masyarakat
akan lebih mengerti bagaimana kriteria pimpinan yang ideal untuk bangsa dan
Negara kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
Mardikanto, T. 1991. Penyuluhan Pembangunan Pertanian.
Sebelas Maret University Press. Surakarta.
Sarwono, W.S. 2005. Psikologi Sosial, Psikologi Kelompok dan
Psikologi Terapan. Balai Pustaka. Jakarta.
Walgito. B. 2003. Psikologi Sosial Suatu Pengantar. Ed.
Revisi. Andi Yogyakarta.