This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Jumat, 24 Februari 2017

KARYA TULIS ILMIAH "MENJADI PIMPINAN YANG BERHASIL DIDUKUNG DENGAN PENDIDIKAN FORMAL DAN INFORMAL YANG BERKARAKTER"


TUGAS MATA KULIAH PGRI DAN KEPEMIMPINAN

MENJADI PIMPINAN YANG BERHASIL
DIDUKUNG DENGAN PENDIDIKAN FORMAL DAN INFORMAL YANG BERKARAKTER



Disusun oleh :
ILMA THALIA / 1114101137




STIKOM PGRI BANYUWANGI
JL. A YANI NO. 80 TUKANGKAYU, BANYUWANGI
BANYUWANGI
2017
ABSTRAK
Pendidikan formal dan informal dapat memberikan motivasi positif bagi calon pemimpin. Sebagai calon pemimpin, pendidian formal dan nonformal berperan aktif dalam perkembangannya. Calon pemimpin harus memiliki jenjang pendidikan formal yang tinggi. Selain pendidikan formal dengan jenjang yang tinggi, pendidikan informal juga diperlukan. Missal, calon pemimpin yang memiliki keahlian tertentu akan memiliki nilai plus jika dibandingkan dengan calon pemimpin yang tidak memiliki keahlian apapun.

Karakter adalah kunci utama menjadi seorang pemimpin sukses. Seorang pemimpin harus dapat menjadi teladan bagi orang lain, terutama anggota timnya. Karakterlah yang akan menentukan sukses atau tidaknya calon pimpinan dalam berbagai aspek hidup. Kesuksesan atau kegagalan calon pimpinan akan terlihat melalui pekerjaan tim serta sejauh apa perusahaan berkembang.

Kata kunci : pendidikan formal, pendidikan informal, pemimpin

ABSTRACT

               Formal and informal education can provide positive motivation for aspiring leaders. As future leaders, formal and non-formal pendidian play an active role in its development. Prospective leaders should have high levels of formal education. In addition to formal education at a high level, informal education is also needed. Missal, future leaders who have a certain expertise will have a plus when compared with the future leaders who do not have any expertise.

               Character is the key to being a successful leader. A leader should be an example for others, especially the members of his team. Karakterlah that will determine the success or failure of the leadership candidates in various aspects of life. The success or failure of the leadership candidates will be seen through the work of the team as well as to what extent growing companies.

Keyword : formal education, informal education, leaders



BAB I PENDAHULUAN
1.1         LATAR BELAKANG
Pendidikan adalah hal wajib yang harus dimiliki tiap individu. Pendidikan di Indonesia diatur oleh UUD pasal 31 ayat 1-5. Pendidikan juga diwajibkan pada agama Islam, dimana telah tertera pada salah satu hadits yang berbunyi “ Tuntutlah ilmu sampai ke negri Cina”. Pendidikan di Indonesia ada 2 macam yaitu pendidikan formal dan pendidian informal.

Yang pertama yaitu  pendidikan yang diperoleh dari lingkungan formal, dalam hal ini sekolah atau lembaga formal lainnya yang berkompeten dalam bidang pendidikan. Dalam lingkungan formal ini setiap individu akan mendapatkan pendidikan yang lebih luas mengenai pedoman dan etika moral kemanusiaan untuk bekalnya dalam menghadapi pergaulan di masyarakat.Lingkungan kedua yang menjadi penentu sukses tidaknya pendidikan individu adalah lingkungan masyarakat (informal), lingkungan ini menuntut pengaplikasian pendidikan yang telah didapat oleh seorang individu baik dari lingkungan keluarga maupun dari lingkungan formal.

Pendidikan formal dan informaldapat memberikan motivasi positif bagi calon pemimpin. Sebagai calon pemimpin, pendidian formal dan nonformal berperan aktif dalam perkembangannya. Calon pemimpin harus memiliki jenjang pendidikan formal yang tinggi. Selain pendidikan formal dengan jenjang yang tinggi, pendidikan informal juga diperlukan. Missal, calon pemimpin yang memiliki keahlian tertentu akan memiliki nilai plus jika dibandingkan dengan calon pemimpin yang tidak memiliki keahlian apapun.

1.2         RUMUSAN MASALAH
1.             Bagaimana sajakah pengertian pendidikan karakter menurut para ahli?
2.             Apakah pengertian pendidikan berkarakter?
3.             Apakah tujuan pendidikan berkarakter?
4.             Bagaimanakah pengaruh lingkungan formal dan informal terhadap jiwa seorang pemimpin?
5.             Bagaimanakah karakter pimpinan yang berhasil?

1.3         TUJUAN
1.             Menggali informasi mengenai pengaruh lingkungan pendidikan formal dan informal terhadap karakter pimpinan yang berhasil.
2.             Melengkapi salah satu tugas mata kuliah.
3.             Mengenalkan arti, bentuk dan fungsi karakter pimpinan yang berhasil.
4.             Mencari sumber informasi untuk dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

1.4         MANFAAT
Sebagai sumbangsih pengetahuan untuk masyarakat mengenai “Menjadi Pimpinan yang Berhasil Didukung dengan Pendidikan Formal dan Informal yang Berkarakter ”.


BAB II PEMBAHASAN

2.1       PENGERTIAN PENDIDIKAN KARAKTER MENURUT PARA AHLI

1.         Wikipedia
Pendidikan karakter ialah suatu bentuk kegiatan manusia yang di dalamnya terdapat suatu tindakan yang mendidik diperuntukkan bagi generasi selanjutnya.

2.         T. Ramli (2003)
Menurutnya pendidikan karakter memiliki esensi dan makna yang sama dengan pendidikan moral dan pendidikan akhlak. Tujuannya adalah untuk membentuk membentuk pribadi anak supaya menjadi manusia yang baik, warga masyarakat dan warga negara yang baik.

3.         Suyanto (2009)
Mengemukakan pendidikan karakter sebagai cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa, maupun  negara.

4.         Elkind (2004)
Pendidikan karakter ialah segala sesuatu yang dilakukan guru, yang mampu mempengaruhi karakter peserta didik. Guru membantu membentuk watak peserta didik. Hal ini mencakup keteladanan bagaimana perilaku guru, cara guru berbicara atau menyampaikan materi, bagaimana guru bertoleransi, dan berbagai hal terkait lainnya.

5.         John W. Santrock
Pendidikan karakter merupakan pendekatan langsung untuk pendidikan moral dengan memberi pelajaran kepada peserta didik tentang pengetahuan moral dasar untuk mencegah mereka melakukan perilaku tidak bermoral atau membahayakan bagi diri sendiri maupun orang lain.

6.         Thomas Lickona
Menyatakan bahwa pendidikan karakter merupakan suatu usaha yang dilakukan dengan sengaja untuk membantu seseorang sehingga ia dapat memahami, memperhatikan dan melakukan nilai-nilai etika yang pokok.

2.2       PENGERTIAN PENDIDIKAN BERKARAKTER

Pendidikan karakter adalah suatu system penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesame, lingkungan, maupun kebangsaan. Dalam pendidikan karakter di sekolah, semua komponen harus dilibatkan, termasuk komponen-komponen pendidikan itu sendiri, yaitu kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian, kualitas hubungan, penanganan atau pengelolaan mata pelajaran, pengelolaan sekoah, pelaksanaan aktivitas atau kegiatan ekstrakulikuler, pemberdayaan sarana prasarana, pembiayaan, dan etos kerja seluruh warga dan lingkungan sekolah.

Menurut UU No. 20 Tahun 203 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 13 ayat 1 menyebutkan bahwa jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, nonformal dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya. Pendidikan formal adalah jalur pendidian keluarga dan lingkungan. Pendidikan informal sesungguhnya memiliki peran dan kontribusi yang sangat besar dalam keberhasilan pendidikan.peserta didik engikuti pendidikan di sekolah hanya sekitar 7 jam per hari, atau kurang dari 30%. Selebihnya (70%), peserta didik berada dalam keluarga dan lingkungan sekitarnya. Jika dilihat dari aspek kuantitas waktu, pendidikan di sekolah berkontribusi hanya sebesar 30% terhadap hasil pendidikan peserta didik.

Selama ini, pendidikan informal kurang mendukung pembentukan karakter peserta didik. Kesibukan dan aktivitas kerja orang tua yang relative tinggi dan pengaruh media elektronik ditengarai member pengaruh negative terhadap  pengembangan hasil belajar peserta didik. Salah satu alternative untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah melalui pendidikan karakter terpadu, yaitu memadukan dan mengoptimalkan kegiatan pendidikan informal lingkungan keluarga dengan pendidikan formal di sekolah.

2.3       TUJUAN PENDIDIKAN KARAKTER

Pendidikan karakter bertujan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan yang mengarah ada pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai standar kompetensi kelulusan. Melalui pendidikan karakter diharapkan peserta didik mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji dan menginternalisasi serta mempersonalisasi nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari.

Pendidikan karakter pada institusi mengarah pada pembentukan budaya sekolah, yaitu nilai-nilai yang melandasi perilaku, tradisi, kebiasaan keseharian, dan simbol-simbol yang dipraktikkan oleh semua warga sekolah, dan masyarakat sekitar sekolah. Budaya sekolah merupakan cirri khas, karakter, dan citra sekolah tersebut di masyarakat luas.
Sasaran pendidikan karakter adalah seluruh Sekolah di Indonesia, baik negeri maupun swasta. Semua warga sekolah, meliputi peserta didik, guru, karyawan administrasi, dan pimpinan sekolah menjadi sasaran program ini. Sekolah-sekolah yang selama ini telah berhasil melaksanakan pendidikan karakter dengan baik dijadikan sebagai praktik terbaik, yang menjadi contoh untuk disebarluaskan ke sekolah-sekolah lainnya.

2.4       PENGARUH LINGKUNGAN FORMAL DAN INFORMAL TERHADAP JIWA SEORANG PEMIMPIN

Menurut Sarwono (2005), kepemimpinan adalah suatu proses perilaku atau hubungan yang menyebabkan suatu kelompok dapat bertindak secara bersama-sama atau secara bekerjasama dengan aturan atau sesuai dengan tujuan bersama. Sebaliknya yang dinamakan pemimpin adalah orang yang melaksanakan proses, perilaku atau hubungan tersebut.

Menurut Mardikanto (1991 : 205), pemimpin formal adalah pemimpin yang di samping memperoleh pengakuan berdasarkan kedudukannya, juga memang memiliki kemampuan pribadi untuk memimpin (kepemimpinan) yang andal.

Menurut Walgito (2003 : 93) menyatakan bahwa, pemimpin informal adalah pemimpin yang mempunyai batas-batas tertentu dalam kepemimpinanya. Pemimpin informal adalah orang yang memimpin kelompok informal yang statusnya tidak resmi, pada umumnya tidak didukung oleh peraturan-pertaturan yang tertulis seperti pada kelompok formal.

Seorang pemimpin harus mempunyai keterampilan, baik keterampilan manajemen (managerial skill) maupun keterampilan tekhnis (technical skill). Semakin rendah kedudukan seorang tekhnis pemimpin dalam organisasi maka keterampilan lebih menonjol dibandingkan dengan keterampilan manajemen. Hal ini disebabkan karena aktivitas yang bersifat operasional. Bertambah tinggi kedudukan seorang pemimpin dalam organisasi maka semakin menonjol keterampilan manajemen dan aktivitas yang dijalankan adalah aktivitas bersifat konsepsional.
Dengan perkataan lain semakin tinggi kedudukan seorang pamimpin dalam organisasi maka semakin dituntut dari padanya kemampuan berfikir secara konsepsional strategis dan makro.Di samping itu perlu dikemukakan bahwa semakin tinggi kedudukan seseorang dalam organisasi maka ia semakin genoralist, sedang semakin rendah kedudukan seseorang dalam organisasi maka ia menjadi spesialist.

Dalam setiap organisasi selalu terdapat hubungan formal dan hubungan informal. Hubungan formal melahirkan organisasi formal dan hubungan informal melahirkan organisasi informal. Kepemimpinan formal adalah kepemimpinan yang resmi yang ada pada dalam jabatan kepemimpinan. Pola kepemimpinan tersebut terlihat pada berbagai ketentuan yang mengatur hirarki dalam suatu organisasi. Kepemimpinan formal tidak secara otomatis merupakan jaminan akan diterima menjadi kepemimpinan yang “sebenarnya” oleh bawahan.
Penerimaan atas pimpinan formal masih harus diuji dalam praktek yang hasilnya akan terlihat dalam kehidupan organisasi apakah kepemimpinan formal tersebut sekaligus menjadi kepemimpinan nyata.Kepemimpinan formal sering juga disebut dengan istilah headship. Kepemimpinan formal tidak didasarkan pada pengangkatan. Jenis kepemimpinan ini tidak terlihat pada struktur organisasi. Efektivitas kepemimpinan informal terlihat pada pengakuan nyata dan penerimaan dalam praktek atas kepemimpinan seseorang.

Biasanya kepemimpinan informal didasarkan pada beberapa kriteria diantaranya:
1.         Kemampuan “memikat” hati orang lain.
2.         Kemampuan dalam membina hubungan yang serasi dengan orang lain
3.         Penguasaan atas makna tujuan organisasi yang hendak dicapai.
4.         Penguasaan tentang implikasi-implikasi pencapaian dalam kegiatan-kegiatan operasional.
5.         Pemilihan atas keahlian tertentu yang tidak dimiliki oleh orang lain.
6.          
Telah dikemukakan bahwa tidak ada pemimpin tanpa adanya pihak yang dipimpin. Pemimpin timbul sebagai hasil dari persetujuan anggota organisasi yang secara sukarela menjadi pengikut. Pemimpin sejati mencapai status mereka karena pengakuan sukarela dari pihak yang dipimpin. Seorang pemimpin harus mencapai serta mampertahankan kepercayaan orang lain. Dengan sebuah surat keputusan, maka seseorang dapat diberikan kekuasaan besar tetapi hal tersebut tidak secara otomatis membuatnya menjadi seorang pemimpin dalam arti yang sebenarnya.

Kepemimpinan bersifat kreatif, adaptif, dan berhubungan dengan ketangkasan. Kepemimpinan melihat jauh ke depan dan dari luar organisasi, bukan hanya di permukaan dan di dalam organisasi. Secara singkat, ada lima peranan penting seorang pemimpin dalam organisasi, yakni:

1.         Menciptakan Visi
Seorang pemimpin bertugas membuat visi bagi organisasinya. Visi adalah pernyataan tentang cita-cita organisasi—apa yang ingin dicapai dan akan menjadi seperti apa sebuah organisasi. Visi harus bisa menyatukan kepentingan yang berbeda-beda, sehingga dapat memudahkan proses pengambilan keputusan dalam organisasi. Visi akan membantu pemimpin dan timnya dalam menghadapi tantangan perusahaan.

2.         Membangun Tim
Seorang pemimpin harus dapat memilih orang-orang yang tepat untuk mengisi posisi yang tepat. Agar tidak sampai salah memilih anggota tim, tidak ada salahnya jika pemimpin meluangkan waktu untuk mewawancarai calon karyawan yang akan direkrutnya.

3.         Mengalokasikan Tugas
Pemimpin yang baik mengenal anak buahnya dengan baik. Dia dapat menganalisa anggota timnya dan menempatkan orang yang mumpuni pada posisi yang tepat sesuai dengan kompetensinya. Pemimpin yang baik akan mengalokasikan tugas bagi anggota timnya sesuai dengan keahlian dan passion mereka masing-masing.

4.         Mengembangkan Orang Lain
Jaman telah berubah. Dulu, banyak orang yang setia bekerja di satu tempat untuk waktu yang lama. Tetapi sekarang, banyak orang tidak ragu untuk berpindah-pindah tempat kerja karena merasa tidak bisa berkembang di suatu tempat. Mereka ingin belajar dan menjadi lebih pintar. Seorang pemimpin harus memahami hal tersebut. Ia harus bisa membaca potensi orang-orang yang dipimpinnya, serta mengembangkan kemampuan dan value mereka.

5.         Memotivasi Anak Buah
Tim yang bersemangat adalah kekuatan bagi organisasi yang sehat. Untuk menjaga semangat tim, pemimpin harus dapat menginspirasi dan memotivasi anak buahnya. Tim yang bahagia dan bersemangat pasti mau bekerja keras dan berusaha maksimal demi mencapai target dan kesuksesan organisasi.

2.5       KARAKTER PIMPINAN YANG BERHASIL

Karakter adalah kunci utama menjadi seorang pemimpin sukses. Seorang pemimpin harus dapat menjadi teladan bagi orang lain, terutama anggota timnya. Karakterlah yang akan menentukan sukses atau tidaknya calon pimpinan dalam berbagai aspek hidup. Kesuksesan atau kegagalan calon pimpinan akan terlihat melalui pekerjaan tim serta sejauh apa perusahaan berkembang.

Terdapat 12 karakter utama yang harus dimiliki seorang pemimpin. Karakter-karakter tersebut adalah :

1.      Berpendirian Teguh
Sebagai pemimpin Anda harus memiliki pendirian. Jangan mudah terpengaruh oleh orang lain atau keuntungan di depan mata. Seorang pemimpin yang berpendirian teguh akan berjalan sesuai visi tanpa melihat ke kanan atau ke kiri. Anda dapat menghadapi apa pun saat sudah tahu jelas visi dan tujuan Anda.

2.      Jujur
Kejujuran Anda hal yang sangat penting dalam kepemimpinan. Seorang pemimpin yang baik akan selalu jujur pada anggota tim atau kliennya atas setiap risiko atau keuntungan yang ada. Anda harus mementingkan kepentingan tim dan klien Anda daripada diri Anda sendiri. Berusaha untuk terbuka dalam setiap situasi dan kondisi justru akan mempererat relasi Anda.

3.      Proaktif
Pemimpin yang proafktif adalah pemimpin yang berinisiatif tinggi dan bertanggung jawab. Anda sangat mandiri dan selalu berpikir tiga langkah ke depan. Anda akan bekerja keras untuk menguasai bidang Anda dengan tujuan untuk menghindari konflik. Pemimpin proaktif tidak akan mengeluh atas setiap tugas yang diberikan. Bahkan, Anda akan mengerjakan tugas tersebut dengan sebaik-baiknya dan membuahkan hasil yang melebihi ekspektasi.

4.      Fleksibel
Sebagai seorang pemimpin, Anda dituntut untuk menjadi kuat sekaligus fleksibel. Pemimpin yang fleksibel adalah pemimpin yang mampu beradaptasi dengan situasi dan kondisi apapun. Bagaimana Anda menangani situasi yang tak terduga atau tidak nyaman akan menentukan tingkat fleksibiltas Anda. Seorang pemimpin fleksibel akan semakin kuat dan cepat menyesuaikan diri dengan keadaan. Justru semakin sering terjadi perubahan, kreativitas mereka semakin diasah.

5.      Komunikatif
Seorang pemimpin harus mampu menjaga komunikasi dengan para pegawai atau anggota tim serta kliennya. Anda akan lebih banyak mendengar daripada berbicara dan memperlakukan orang lain dengan hormat. Pemimpin yang komunikatif akan mengerti kebutuhan serta kesusahan orang lain. Pemimpin yang baik akan lebih banyak bertanya, mempertimbangkan berbagai pilihan, serta memimpin ke arah yang benar.

6.      Berpikiran Terbuka
Pemimpin yang berpikiran terbuka akan mempertimbangkan semua pilihan sebelum mengambil keputusan. Anda tidak akan tersinggung akan perkataan orang lain dan justru menerima setiap opini yang muncul demi kenyamanan bersama
.
7.      Cerdas
Pengetahuan adalah kekuatan Anda! Seorang pemimpin harus memiliki berpengetahuan luas. Anda harus menjadi akses atas kepada setiap informasi yang berhubungan dengan bidang Anda termasuk setiap peraturan dan kondisi perusahaan.

8.      Percaya Diri
Seorang pemimpin harus percaya diri! Anda harus yakin atas setiap keputusan yang Anda ambil. Karena itu, Anda harus berani untuk mengambil setiap risiko yang ada. Namun, percaya diri harus disertai dengan kerendahan hati. Jangan terlalu antusias sehingga Anda tidak mempertimbangkan segala hal.

9.      Antusias
Seorang pemimpin harus memiliki tingkat semangat dan antusiasme yang tinggi dalam pekerjaannya. Jika tidak, bagaimana Anda dapat memotivasi tim Anda untuk mencapai visi atau membuat klien Anda bekerjasama?

10.  Teratur
Terlalu sering berubah bukanlah hal yang baik. Jadilah pemimpin yang teratur, baik dalam hal emosional, intelektual, maupun struktural. Anda harus menjaga stabilitas emosi, pemikiran Anda, maupun struktur perusahaan. Tidak hanya keteraturan diri sendiri, Anda juga harus menjaga keteraturan tim Anda. Keteraturan seorang pemimpin dapat terlihat dari hal-hal kecil seperti kondisi rumah, ruang kantor, hingga cara kerja tim.

11.  Evaluatif
Pemimpin yang evaluatif akan selalu me-review program dan mengevaluasi setiap rencana yang telah dijalankan. Anda tidak akan takut melakukan perubahan jika ada rencana atau program yang berjalan tidak sesuai tujuan atau gagal mencapai target. Semakin sering Anda melakukan evaluasi, Anda akan semakin teliti dan terpercaya.

12.  Penuh Penghargaan
Seorang pemimpin akan menghargai kerja keras pegawai atau anggota timnya. Anda akan memberikan reward sebagai hasil kerja keras mereka sekaligus memotivasi mereka untuk mencapai level yang lebih profesional. Seorang pemimpin yang bijak akan mempertimbangkan setiap reward yang diberikan sesuai dengan kebutuhan pegawainya atau anggota timnya sehingga reward yang diberikan tidak akan sia-sia.




BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

3.1     KESIMPULAN
Menjadi pimpinan yang berhasil didukung dnegan pendidikan formal dan informal yang berkarakter adalah suatu hal yang mudah. Dengan imbangnya metode pembelajaran formal dan informal menjadi kontribusi besar untuk terciptanya pimpinan yang berhasil. Pimpinan yang seimbang antar pendidikan formal dan informal akan menjadi pimpinan yang berhasil dan berguna bagi diri sendiri dan orang lain. Pimpinan yang memiliki prestasi dalam pendidikan formal dan memiliki keahlian kusus dalam pendidikan informalnya adalah tipe ideal bagi seorang calon pimpinan di masa depan. Karakter pimpinan yang berhasil antara lain : berpendirian teguh, jujur, proaktif, fleksibel, komunikatif, berpikiran terbuka, cerdas, percaya diri, antusias, teratur, evaluative dan penuh penghargaan.

3.2     SARAN
3.2.1 Bagi Mahasiswa
Diharapkan mahasiswa mampu menjadi pimpinan yang ideal secara formal dan informal, karena pola piker mahasiswa lebih luas dan tinggi jika dibandingkan dengan siswa.
3.2.1 Bagi Dosen Penampung
Diharapkan adanya uji praktikum mengenai kepemimpinan agar mahasiswa lebih bisa memvisualisasikan bagaimanakah kepemimpinan itu sebenarnya.
3.2.2 Bagi Masyarakat
Diharapkan masyarakat akan lebih mengerti bagaimana kriteria pimpinan yang ideal untuk bangsa dan Negara kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA

Mardikanto, T. 1991. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Sebelas Maret University Press. Surakarta.

Sarwono, W.S. 2005. Psikologi Sosial, Psikologi Kelompok dan Psikologi Terapan. Balai Pustaka. Jakarta.

Walgito. B. 2003. Psikologi Sosial Suatu Pengantar. Ed. Revisi. Andi Yogyakarta.


Selasa, 07 Februari 2017

Cara Membuat Button Simpan pada Visual Studio

assalamualikum wr.wb
hai sahabat blogger kali ini saya akan up cara membuat button simpan. aplikasi yang saya gunakan yaitu Visual Studio. yukk cek this out!!
1. pertama bikin table dan field databasenya dulu. beri nama table "tbl_guru" dan masukkan field seperti gambar di bawah ini:

2. kedua bikin komponen untuk button simpan
3. double klik ada komponen dan tuliskan script di bawah ini
sambungDB.buka_koneksi();
                string cekData = string.Format("select * from tbl_guru where nik='{0}'", txtnik.Text);
                penampung = new MySqlDataAdapter(cekData, sambungDB.koneksi);
                DataTable hasil = new DataTable();
                penampung.Fill(hasil);

                int jumlahData = hasil.Rows.Count;
                sambungDB.tutup_koneksi();
                if (jumlahData == 0)
                {
                    string query = string.Format("insert into tbl_guru values ('{0}','{1}','{2}','{3}')", txtnik.Text, txtnamaguru.Text, txtjabatan.Text, txtnohp.Text);
                    sambungDB.eksekusiSQL(query);
                    baca_table();
                    bersihkan();
                    MessageBox.Show("Data berhasil di simpan", "Konfirmasi", MessageBoxButtons.OK, MessageBoxIcon.Information);
                }
                else
                {
                    MessageBox.Show("Data sudah ada!!", "Peringatan!!", MessageBoxButtons.OK, MessageBoxIcon.Warning);
                }
4. finally run program. jika database dan coding sudah benar maka akan muncul notice box seperti gambar berikut :

ok itu saja  dari thalia. kalo ada yang ingin ditanyakan atau sekedar kasih saran bisa tinggalin komen atau inbox ke ilmathalia11@gmail.com :)